Rabu, 18 Juli 2012

Plus Minus Jadi Enterpreneur Sebagai Bekal Pembelajaran

Banyak orang begitu terobsesi menjadi seorang entrepreneur yang berhasil dan sejahtera tetapi sangat sedikit yang siap untuk menghadapi segala tantangan yang ada dan secara sadar rela mengorbankan hal-hal yang mereka cintai demi pencapaian tujuan tersebut. Obsesi ini juga bisa membius orang untuk bekerja secara terus-menerus sepanjang waktu. Hal ini bisa menguntungkan atau merugikan, tergantung pada aspek apa yang kita gunakan. Nah bagi Anda yang belum terjun ke dunia entrepreneur, ada baiknya Anda mengetahui sisi positif dan negatif sebagai entrepreneur. Alih-alih sebagai penyurut semangat Anda untuk menjadi entrepreneur, jadikanlah ini sebagai bekal untuk mengantisipasi gaya hidup yang harus Anda adopsi saat menjadi entrepreneur kelak. 


*) Plus
Beberapa sisi positif yang bisa diambil dari menjadi seorang entrepreneur ialah:

Kesejahteraan finansial
Tidak ada yang memungkiri bahwa sebagian besar orang terobsesi untuk mendapatkan kesuksesan finansial saat hendak memulai berbisnis. Bahkan bagi sebagian, ini merupakan tujuan utama dan satu-satunya. Melalui kerja keras, hanya langit yang bisa membatasi kita. Di Amerika Serikat, sebagian besar kekayaan bangsa justru dibangun oleh entrepreneur, bukan negara. Bisnis kecil dan menengah yang bertaburan di mana-mana kemudian tumbuh menjadi suatu perusahaan besar saat keuntungan yang dicetak semakin membubung. Tak jarang kita dengar atau jumpai sebuah bisnis yang sukses dan menguntungkan dijual dengan jumlah yang sangat fantastis secara tunai.

Harga diri
Dengan memiliki sebuah bisnis sendiri, Anda akan cenderung lebih mudah membangun harga diri pribadi. Sebuah kisah yang bisa mengilustrasikan hal ini ialah kisah Jake Simmons, Jr. yang bekerja sebagai seorang kuli di stasiun kereta. Ia dipanggil dengan panggilan ‘boy’ oleh seorang penumpang kereta yang menyuruhnya mengangkat barang-barang bawaan. Jake yang tidak menyukai panggilan yang merendahkan itu mengatakan keberatannya kepada si penumpang. Sang penumpang menjawab dengan halus, “Kalau kau tidak suka dipanggil demikian, jangan melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh anak laki-laki pesuruh (boy) karena mereka bekerja membawa barang bawaan orang lain”. Peristiwa inilah yang kemudian membuat Jake tertantang menjadi majikan bagi dirinya sendiri dan bersumpah untuk tidak lagi melakukan pekerjaan seperti itu kembali.

Kepuasan
Kepuasan batin yang dapat diraih saat berhasil mengubah keahlian, kegemaran, atau minat lainnya menjadi sebuah bisnis merupakan kepuasan yang tidak tergantikan oleh uang atau apapun. Edwin Land \, sang penemu Polaroid, mengubah kecintaannya kepada dunia fotografi menjadi suatu bisnis multi miliar dollar saat ia mengembangkan dan memasarkan kamera yang bisa mencetak lembaran foto dalam waktu singkat.

Kemandirian
Pemilik bisnis tidak harus mengikuti perintah atau menaati aturan jam kerja yang mengikat seperti karyawan yang ditetapkan oleh orang lain (dalam hal ini perusahaan). Entrepreneurship bahkan bisa memberikan kesempatan bagi seseorang untuk membuktikan kepada masyarakat hal-hal apa saja yang bisa ia capai.


*) Minus

Hambatan 
Banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus, mau tidak mau, Anda akan hadapi sendiri. Anda bisa saja menghadapi keluarga yang kurang mendukung atau teman yang tidak mengerti. Keluarga Liz Claiborne menentang keras keinginannya untuk bergelut dalam dunia bisnis sebagai seorang desainer fashion. Liz berhasil mementahkan anggapan keluarganya bahwa dunia bisnis terlalu keras baginya. Kini Liz sukses dengan bisnis multi miliar dollar garapannya sendiri, Liz Claiborne. Inc. 

Kesendirian 
Bisa saja Anda memiliki banyak staf atau pegawai yang selalu menemani, tetapi bisa saja Anda merasa kesepian karena pada dasarnya keberlangsungan perusahaan dan mata pencaharian mereka juga menjadi beban di pundak Anda. Di awal abad 20, Madame C. J. Walker berkelana ke seluruh penjuru Amerika sendirian selama dua tahun berturut-turut hanya untuk mempromosikan produk perawatan rambutnya. Ini merupakan suatu perjalanan yang berani mengingat ia adalah seorang janda Afro-Amerika yang berpendidikan kurang memadai. 

Ketidakstabilan keuangan 
Tidak seperti karyawan, seorang entrepreneur tidak akan mendapatkan gaji yang jumlahnya tetap secara teratur atau benefit lainnya. Anda bisa saja menderita kebangkrutan atau berutang dalam jumlah besar yang seolah-olah tidak mampu Anda bayar lunas hingga akhir hayat. 

Jam kerja yang panjang dan tidak menentu 
Satu lagi perbedaan yang kentara yaitu seorang entrepreneur tidak memiliki jam kerja reguler layaknya pegawai biasa. Pegawai biasa bisa pulang dari kantor dan tidak memikirkan urusan bisnis sama sekali saat di rumah. Namun, seorang entrepreneur kadang bisa diharuskan bekerja di saat orang lain telah meninggalkan kantor atau berlibur. Hal ini teristimewa berlaku apabila bisnis Anda masih dalam tahap perkembangan yang sangat membutuhkan banyak curahan pikiran, tenaga dan waktu. 

Kegagalan bisnis 
Banyak bisnis kecil berguguran. Risikonya adalah Anda tidak hanya harus bertanggung jawab atas aset perusahaan Anda sendiri tetapi juga harus bertanggung jawab atas uang yang ditanamkan oleh investor. Tentu saja ini hal ini bukan menjadi halangan bagi Anda yang merasa terpanggil untuk menjadi entrepreneur karena sejatinya Anda bisa belajar banyak dari setiap kesalahan yang Anda buat. (ciputraentrepreneurship.com) 


Salam Kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar